Helentri Septiana, S.Sos, ibu dari tiga anak ini meneruskan usaha almarhum sang suami di bidang media. Tanggal 2 September nanti, usianya genap 42 tahun.
Helentri kelahiran Kota Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, tanggal 2 September 1982 silam. Di usianya yang sudah memasuki kepala empat, masih banyak tanggung jawab yang harus ia emban.
Helentri Septiana, kalau sapaan akrabnya di dalam keluarga Wah Lin. Wah merupakan panggilan untuk kakak perempuan bagi masyarakat Suku Serawai, yang mendiami Kabupaten Bengkulu Selatan.
Kalau Suku Serawai di Kabupaten Seluma biasanya Wo, karena berbeda dialek. Seluma dialek “O”, Bengkulu Selatan dialeknya “AW”. Panggilan untuk kakak perempuan bisa juga Ayuk, kalau untuk kakak laki-laki Dang.
Penulis bertemu pertama kali dengan Wah Lin di tahun 2023 lalu, saat sama-sama berada di Sekretariat DPRD Kabupaten Seluma. Kala itu Helen tidak sendiri, ia bersama temannya Yosi. Kalau sama Yosi penulis sudah lama kenal.
“Ngapo kaba ke sini (kenapa kamu ke sini) ? Tanya penulis kepada Yosi, dengan menggunakan bahasa Serawai. “Masukkan tagihan iklan Kak,” jawab Yosi.
“Siapo kawan kaba ? Penulis bertaya kembali. “Ayuk Helen,” jawab Yosi dengan wajah ceria, mungkin sudah ada tanda-tanda iklan bakal cair, asumsi penulis.
Helen ketika itu hanya senyum. Di mano tempat merin ? Tanya Helen dengan kami berdua. “Di JMSI Yuk” jawab penulis.
Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk pergi ke JMSI. Sesudah dari JMSI penulis ditraktir makan bakso sama Helen.
Di tempat bakso kami bertiga berbincang seputar media. “Ayuk ni di media apo ? Tanya penulis dengan Helen sembari makan bakso.
“mediabengkulu.co,” jawab Helen. Penulis menganggukan kepala tanda merespon. “Sebelumnya kami media cetak, semenjak 2022 beralih ke online,” lanjut Helen.
https://mediabengkulu.co/ibarat-kapal-patah-tiang-layar/
Menjadi Tulang Punggung Keluarga
Helentri Septiana, Direktur PT Media Bengkulu Online Sukses, kalau nama medianya MEDIABENGKULU.CO yaitu media siber, masyarakat sering menyebutnya media online.
Kantor redaksinya berada di Jalan Raya Tugu Hiu, Pondok Kubang Perum Green Lavender 1 Nomor 44, Dusun Baru 1, Kabupaten Bengkulu Tengah.
Semenjak ditinggal almarhum sang suami, Helentri menjadi tulang punggung keluarga, ia menjadi ibu rumah tangga sekaligus sebagai kepala keluarga.
“Anak saya ada tiga, yang paling tua cwek sekarang kelas 2 SMA, nomor 2 juga cewek kelas 3 SMP, yang paling bungsu cowok sekarang baru masuk TK,” Helen menuturkan.
Mulai dari subuh dini hari, Helen beraktifitas seperti ibu rumah tangga pada umumnya. Memasak, mencuci piring dan membersihkan rumah. Sesudah pekerjaan rumah selesai, barulah ia bekerja mencari nafkah.
Awal pertama kali Helen pegang kendali media peninggalan almarhum sang suami tidak tahu arah mau kemana? Bingung mau mulai dari mana? Ibarat kapal patah tiang layar dan tanpa kompas, terombang-ambing di lautan lepas.
“Saya tidak ada basis di dunia jurnalistik. Sewaktu almarhum masih hidup, saya sebagai ibu rumah tangga pada umumnya,” ungkap Helen.
Segalah sesuatu tidak semudah membalikan telapak tangan, semuanya butuh proses yang panjang dalam meraih keberhasilan.
Yang namanya cobaan pasti dialami setiap insan. Sabar dan ikhlas yang menjadi pedoman hidupnya.
“Tidak mudah bisa mencapai di titik ini, banyak drama yang dilalui,” ujar dia.
Akhirnya dengan kegigihan dan tekad yang kuat untuk belajar, perlahan Helen mulai memahami tugas dari jurnalistik. Ibarat pepatah, usaha tidak akan mengkhianati hasil.
“Saya banyak belajar dengan Bang Romlan, sekarang menjadi Pemred di media saya,” kata Helen.
Sekarang, mediabengkulu.co di bawah kepemimpinannya sudah mempunyai 2 orang wartawan dan 5 kontributor yang bertugas di wilayah Provinsi Bengkulu, dan satu orang tenaga administrasi.
Duetnya sebagai pemimpin perusahaan bersama Romlan sebagai pemimpin redaksi, dibantu Yola Rizki Hapsari sebagai tenaga administrasi, telah membawa mediabengkulu.co lolos verifikasi administrasi di Dewan Pers.
Dan belum lama ini, tim verifikator Dewan Pers melakukan verifikasi faktual di kantor mediabengkulu.co.
Baca Selengkapnya: https://mediabengkulu.co/ibarat-kapal-patah-tiang-layar/