Artikel Kepercayaan Diri

Teman saya begitu sering memposting setiap kegiatan yang dia lakukan yang terkait dengan perbuatan baik dan menunjukkan eksistensinya di medsos. Sepertinya dia benar-benar melakukan banyak hal baik, seperti membantu yang kesusahan ataupun membantu merehabilitasi rumah ibadah yang sebelumnya terkena bencana banjir. Di kalangan teman-teman dia mendapatkan imej tersendiri sebagai orang yang selalu membantu yang kesusahan.

Tapi pernah suatu saat ketika terjadi kecelakaan longsor di satu daerah dan ada video tentang longsor itu beredar di antara teman-temannya. Dia mengatakan bahwa dia membantu orang-orang yang kecelakaan itu. Padahal pas dicek, video itu diunggah melalui platform umum Video beberapa tahun lalu dan saya tahu persis itu video lama dan dia tidak ada di lokasi longsor tersebut.

Ternyata kita semua melakukannya dan  kita terlibat dalam penipuan diri sendiri, yaitu menyembunyikan kebenaran tentang perasaan, motif, atau keadaan kita yang sebenarnya. Saat kita menipu diri  kita sendiri, kita menyangkal bukti, logika, atau kenyataan dan merasionalisasi pilihan atau perilaku untuk memberikan narasi yang berbeda dengan yang sebenarnya. Apa yang terjadi kita lakukan secara sadar atau tidak sadar, terkendali atau otomatis, bisa juga tiba-tiba atau sudah berjalan sekian lama.

Penipuan terhadap diri sendiri (self-deception) ini sering kali merupakan mekanisme pertahanan yang digunakan untuk perlindungan diri, dan dapat juga digunakan untuk peningkatan kualitas diri. Namun, dalam banyak kesempatan, justru adalah sabotase dan penghindaran terhadap diri sendiri karena kita mengingkari kenyataan. Ketika kita menipu diri kita sendiri, kita menjadi musuh kita sendiri dan menyamar sebagai teman. Penipuan diri sendiri ini bisa berupa penolakan terhadap kenyataan yang tidak menyenangkan, meremehkan hal-hal yang menyakitkan, atau memproyeksikan kesalahan pada orang lain.

 

Lima Tanda Bahwa Kita Menipu Diri Kita Sendiri

Tidak mudah mengetahui apakah kita sedang menipu diri kita sendiri. Ada 5 tanda yang perlu kita cermati yang menandakan bahwa kita mungkin sedang menipu diri sendiri.

1. Terus-menerus membuat alasan untuk diri sendiri atau orang lain

2. Tidak dapat menerima tanggung jawab

3. Terus menyalahkan orang lain

4. Tetap menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan

5. Merasa defensif atau terancam ketika orang menantang kita

Penipuan diri sendiri biasanya disertai dengan ketidaknyamanan dan kecemasan, sebagian karena disonansi kognitif yang kita alami saat melakukannya. (Disonansi kognitif adalah ketidaknyamanan mental yang kita rasakan ketika kita memegang keyakinan, nilai, atau sikap yang bertentangan atau ketika ada keterputusan antara apa yang kita yakini dan cara kita bersikap dan berperilaku)

Dari Mana Penipuan Diri Kita Berasal
Kira-kira dari mana datangnya sikap dan tindakan menipu atau membohongi diri kita sendiri? Beberapa penyebab di antaranya:

Program pendidikan atau budaya kita (manipulasi usia atau alamat rumah untuk mendapatkan sekolah yang diinginkan)
Kurang percaya diri (menunjukkan foto selfie dengan tokoh-tokoh tertentu untuk menunjukkan eksistensi dan meningkatkan rasa percaya diri)
Takut dihakimi oleh orang lain (menciptakan cerita yang memberi kesan bahwa dia bisa mengatasi masalah yang sedang dihadapi)
Ingin menyenangkan orang lain (Meskipun tidak mungkin dilakukan, tetap mengatakan bisa hanya karena ingin orang lain merasa nyaman)
Ingin membuat orang lain terkesan (Melakukan selfi di suatu lokasi namun latar belakang diubah menjadi lokasi yang super keren)
Ingin menghindari pikiran atau pengalaman yang menyakitkan (Bicara yang tidak sebenarnya untuk menghindari trauma jika bicara apa adanya)